Bisnis Mie Aceh Beromzet Rp 90 Juta/Bulan



 
Jakarta -Pameran Franchise & License Expo Indonesia 2016 dibuka hari ini bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta. Dalam acara ini, dipamerkan beragai macam waralaba mulai dari makanan, properti, ritel, dan lain-lain.

Salah satunya Mi Aceh Seulawah yang sudah membuka usaha 20 tahun dan dibuat oleh mantan Dosen Universitas Negeri di daerah Depok yang bernama Hj. Ratna Dwikora, SH.

Mie Aceh Seulawah pertama berdiri pada tahun 1996 di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Alasan Ratna membuka bisnis kuliner ini karena ia hobby makan dan ia berasal dari Aceh.

Wanita berumur 52 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai dosen ini, mencoba peruntungannya dengan membuka bisnis kuliner Mi Aceh yang ia kasih nama Mie Aceh Seulawah.


Nama Seulawah ia ambil dari nama salah satu gunung yang berada di Aceh yang mempunyai arti gunung emas. Ratna berharap, dengan nama Seulawah bisnis kulinernya bisa menghasilkan emas.

"Dulu Mie Aceh ini dibuat oleh ibu (Ratna) karena beliau memang hobby kuliner, dan ibu mencoba peruntungan dengan membuka bisnis ini di tahun 1996 di daerah Benhil," ujar Ahmad Fauzi, Manajer Marketing Mie Aceh Seulawah ketika disambangi detikFinance di JCC, Jakarta, Jumat (2/9/2016).

Selain itu, Fauzi juga mengatakan, modal awal untuk membuka Mie Aceh ini sebesar Rp 4 juta pada tahun 1996. Hingga kini, Ratna sudah mempunyai 7 outlet di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Selain itu, Fauzi juga mengatakan, omzet per outlet Mie Aceh Seulawah ini paling kecil Rp 3 juta per hari atau Rp 90 juta per bulan.



"Dulu menurut cerita ibu membuka usaha makanan ini modalnya Rp 4 juta pada tahun 1996. Dan dengan resep yang khas Mie Aceh ini dapat bertahan sampai sekarang kalau dihitung sudah 20 tahun berdiri dan mempunyai 7 outlet di Jakarta dan sekitarnya. Dan juga sekarang kami mempunyai omzet paling kecil Rp 3 juta per hari, tetapi biasanya di atas itu," ungkap Fauzi.

Selain itu, Fauzi mengatakan, jika ada investor yang ingin bergabung di bisnis franchise di Mie Aceh ini, ia jamin omzet per harinya tidak kurang dari Rp 3 juta dengan modal Rp 350 juta.

Dengan modal sebesar Rp 350 juta, investor tidak perlu pusing-pusing mencari tempat dan beli peralatannya, karena itu sudah termasuk ke dalam fasilitas yang didapat.

"Dengan modal Rp 350 juta, konsumen nggak usah pusing-pusing mikirin tempat dan peralatan masak, karena itu sudah satu paket," ujar Fauzi.

Fauzi berani menjamin mendapatkan omzet minimal Rp 3 juta per hari karena pelanggan Mie Aceh Seulawah sudah banyak dan dikenal oleh masyarakat luas, sehingga ia bisa menjamin itu. Jika ada outlet yang omzetnya di bawah Rp 3 juta, outlet tersebut langsung mendapatkan kelas khusus sehingga omzetnya bisa naik.

"Saya berani jamin untuk omzet per outlet minimal sebesar Rp 3 juta per hari. Karena Mie Aceh ini sudah terkenal di kalangan masyarakat baik pejabat sampai masyarakat umum. Jika ditemukan outlet yang omzetnya di bawah Rp 3 juta, outlet tersebut kita kasih kelas khusus, dan biasanya setelah mendapatkan kelas khusus outlet tersebut bisa naik kembali omzet ya," ucap Fauzi.

Fauzi mengatakan, jika ingin franchise di Mie Aceh Seulawah caranya mudah, pertama para investor datang ke kantor Mie Aceh Seulawah di Benhil, lalu mengikuti presentasi bisnis yang berisi cara berbisnis sehingga mendapatkan omzet minimal Rp 3 juta, lalu isi form pendaftaran, setelah itu survei lokasi yang sudah diusulkan, lalu tanda tangan kontrak, dan terakhir opening.

Selama bergabung dengan franchise Mie Aceh 5 tahun, dengan menginvestasikan dana Rp 350 juta, si investor bisa mendapatkan bunga 5% per tahun.

"Kita kan sistemnya kontrak 5 tahun, nah selama setahun investor mendapatkan bunga 5%," tutup Fauzi.(Detikcom)
Share on Google Plus

About Redaksi

0 komentar:

Posting Komentar