Balai Bahasa Ajak Wartawan Lestarikan Bahasa Indonesia

BANDA ACEH - Pekan Bahasa se-Sumatera 2016 memasuki hari ketiga penyelengaraan acara. Di hari ketiga panitia balai bahasa Provinsi Aceh mengadakan acara yang bertajuk peran media dalam memajukan dan mempertahankan bahasa Indonesia.

Kegiatan tersebut dibentuk dalam sebuah diskusi atau focus group discussion (FGD). Tujuannya untuk menyegarkan kembali pengetahuan berbahasa yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Selasa (23/8/2016)

Budi Rahmad, pemakalah dari media Babel Pos menyampaikan pendapatnya bahwa saat ini banyak media yang lebih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Misalnya saja, untuk kata pengampunan pajak, justru di koran lebih sering ditulis Tax Amnesty.

Hal tersebut menyebabkan penggunaan judul berita terkadang lebih dominan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Padahal semestinya jika media tersebut terbit di wilayah Indonesia, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia saja.

"Media massa menjadi penyumbang kosakata untuk Indonesia. Namun tidak berati semua bahasa dirusak oleh judul berita yang ada di media massa. Memang karena sudah begitu nama tema acaranya jadi hanya mengikutinya saja," katanya.

Menurutnya, pemerintah justru yang memang lebih dominan menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Hal itu ditandai dengan istilah tax amnesty. Jika memang ingin bahasa Indonesia tetap lestari maka sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai program kerja pemerintah.



Imelda Vinolia, pemakalah dari media Haluan Riau memberikan pendapat media massa kini memberikan andil dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Karena kata dan istilah baru umumnya lebih awal dipakai di media massa.

"Biasanya masyarakat umum lebih cepat istilah baru karena media. Hal itu disebabkan media memiliki banyak pembaca, penonton ataupun pendengar, " katanya.

Imelda Vinolia menegaskan, media merupakan mitra kerja penting balai bahasa dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Karena saat ini media mejadi tumpuan dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Moderator acara, Muslim Amiren usai diskusi menjelaskan, kesimpulan dari pertemuan balai bahasa dan wartawan tersebut diharapkan bisa menjadi solusi bagi media dan balai bahasa untuk saling bekerja sama mempertahakan bahasa Indonesia.

Beberapa poin penting dalam pertemuan tersebut ialah balai bahasa aktif memberikan pelatihan penggunaan bahasa bagi wartawan, aktif mengirimkan revisi bahasa pada media dan aktif bekerja sama mempertahankam dan melestarikan bahasa Indonesia.

(nik/tribun-medan.com)
Share on Google Plus

About Redaksi

0 komentar:

Posting Komentar