Pendapat itu sempat disampaikan Anggota DPRA, Iskandar Usman Al-Farlaky, saat menginterupsi persidangan III DPRA dengan agenda pembahasan rancangan qanun Aceh tentang pertanggungjawaban APBA Tahun 2015 yang berlangsung di Gedung DRPA.
“Ini merupakan kali kedua saya menyampaikan supaya nama dan kisahnya PYM Hasan Tiro dimasukkan dalam muatan lokal pendidikan sekolah di Aceh, jangan diabaikan begitu saja,” ungkap Iskandar sebagaimana isi siaran pers yang diterima Serambi, Kamis (18/8).
Menurutnya, Hasan Tiro merupakan tokoh penting di balik terwujudnya perdamaian di Aceh. Bahkan ketokohannya juga sudah mendunia, yang dibuktikan dengan karya-karya yang dihasilkan. “Di negara-negara maju, mereka sangat menghargai para pejuang dan tokohnya agar sejarah tidak hanya tinggal kenangan semata,” ujar Iskandar.
Dalam sidang itu, Iskandar juga menyorot dugaan adanya pungutan tak resmi yang dilakukan oleh sejumlah SKPA, sebagaimana dikeluhkan sejumlah rekanan. Berdasarkan informasi yang diterima, bahwa ada PPTK di SKPA yang tidak mau meneken paket pekerjaan, jika tidak diberikan fee 5 persen dari nilai kegiatan.
Oleh karena itu ia meminta Pemerintah Aceh agar dapat menjelaskan aliran dana kutipan itu. “Jika nilai kegiatan senilai Rp 200 juta, maka pemotongan sampai Rp 15-20 juta, coba bayangkan jika satu SKPA punya paket kegiatan ratusan, maka saudara kalikan saja pemotongannya,” ujarnya.(mun)
Editor: bakri
Sumber: Serambi Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar